PERSAHABATAN TERLARANG
Sejak pertemuan itu, aku dan Isam mulai bersahabat. Kami bertemu tanpa
sengaja mencoba akrab satu sama lain, saling mengerti dan menjalani
hari-hari penuh makna. Pesahabatan dengan jarak yang begitu dekat itu membuat kami semakin mengenal pentingnya hubungan ini.
Tak lama kemudian, aku harus pergi meninggalkannya. Sesungguhnya hatiku
sangat berat untuk ini, tapi apa boleh buat. Pertemuan terakhirku
berlangsung sangat haru, tatapan penuh canda itu mulai sirna dibalut
dengan duka mendalam.
“Sam maafkan aku atas semua kesalahan yang pernah ku lakukan, ya.” Kataku saat ia berdiri pas di depanku.
“kamu gak pernah salah Ra, semua yang udah kamu lakukan buat aku itu lebih dari cukup.”
“pleace, tolong jangan lupain aku,Sam”
“ok, kamu nggak usah khawatir.” Sesaat kemudian mobilku melaju perlahan meninggalkan sesosok makhluk manis itu.
Ku lihat dari dalam tempatku duduk terasa pedih sangat kehilangan.
Jika nanti kami dipertemukan kembali ingin ku curahkan semua rasa
rinduku padanya. Itu janji yang akan selalu ku ingat. Suara manis
terakhir yang memberi aku harapan.
Awalnya persahabatan kami berjalan dengan lancar, walau kami telah
berjauh tempat tinggal. Pada suatu ketika, ibu bertanya tentang sahabat
baruku itu.
“siapa gerangan makhluk yang membuatmu begitu bahagia,Fara?” tanya ibu saat aku sedang asyik chatingan dengan Isam.
“ini, ma. Namanya Isam. Kami berkenalan saat liburan panjang kemarin.”
“seganteng apa sih sampai buat anak mama jadi kayak gini?”
“gak tahu juga sih ma, pastinya keren banget deh, tapi nggak papa kan, Ma aku berteman sama dia.?”
“Apa maksud kamu ngomong kayak gitu?”
“kami berbeda agama, Ma”
“hah??,” sesaat mama terkejut mendengar cerita ku. Tapi beliau mencoba
menutupi rasa resahnya. Aku tahu betul apa yang ada di fikiran mama,
pasti dia sangat tidak menyetujui jalinan ini. Tapi aku mencoba memberi
alasan yang jelas terhadapnya.
Sehari setelah percakapan itu, tak ku temui lagi kabar dari Isam, aku
sempat berfikir apa dia tahu masalah ini,,? Ku coba awali perbincangan
lewat SMS..
“sudah lama ya nggak bertemu? Gimana kabarnya nih?? “
Pesan itu tertuju kepadanya, aku masih ingat banget saat laporan
penerimaan itu. Berjam-jam ku tunggu balasan darinya. Tapi tak ku lihat
Hp ku berdering hingga aku tertidur di buatnya. Tak kusangka dia tak
membalas SMS ku lagi.
Tak kusangka ternyata mama selalu melihat penampilan ku yang semakin hari semakin layu.
“Fara, maafkan mama ya, tapi ini perlu kamu ketahui. Jauhi anak itu,
tak usah kamu ladeni lagi.” Suara mama sungguh mengagetkan ku saat itu.
Ku coba tangkap maknanya. Tapi sungguh pahit ku rasa.
“apa maksud mama?”
“kamu boleh kok berteman dengan dia, tapi kamu harus ingat pesan mama.
Jaga jarak ya, jangan terlalu dekat. Mama takut kamu akan kecewa.”
“mama ngomong paan sih,? Aku semakin gak mengerti.”
“suatu saat kamu pasti bisa mengerti ucapan mama” mamapun pergi
meninggalkan ku sendiri.. Aku coba berfikir tentang ucapan itu. Saat ku
tahu jiwa ini langsung kaget di buatnya.. tak terasa tangis pun semakin
menjadi-jadi dan mengalir deras di kedua pipiku. Mama benar kami berbeda
agama dan nggak selayaknya bersatu kayak gini. tapi aku semakin ingat
kenangan saat kita masih bersama.
Satu tahun telah berlalu, bayangan tentangnya masih terikat jelas di
haitku. Aku belum bisa melupakannya. Mungkin suatu saat nanti dia kan
sadar betapa berharganya aku utuknya.
Satu harapan dari hatiku yang paling dalam adalah bertemu dengannya dan
memohon alasannya mengapa ia pergi dari hidupku secepat itu tanpa
memberi tahu kesalahanku hingga membuat aku terluka.
Pernah aku menyesali pertemuan itu. Tapi aku menyadari betapa berartinya
ia di hidupku. Canda tawa yang tinggal sejarah itu masih terlihat jelas
di benakku dan akan selalu ku kenang menjadi bumbu dalam kisah hidupku.
Isam, kau adalah sahabat yang paling ku banggakan. Aku menunggu
cerita-ceritamu lagi. Sampai kapan pun aku akan setia menunggu. Hingga
kau kembali lagi menjalani kisah-kisah kita berdua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar