Jumat, 19 September 2014

Jurnalistik

1.      Berita Hard News
Bulan Kawalu - Saatnya Kampung Baduy Dalam Menutup Diri
                                                                                                                                               
1 Februari 2012 bertepatan dengan penanggalan versi Kanekes, adalah awal masuknya Bulan Kawalu. Bulan Kawalu adalah bulan suci bagi masyarakat Kampung Baduy terhitung hari ini hingga tiga bulan ke depan. Selama bulan Kawalu, akan diadakan beberapa upacara adat lama Kampung Baduy khususnya di kampung Baduy Dalam yaitu Cibeo, Cikertawarna dan Cikeusik. Selama bulan Kawalu, pengunjung secara mutlak dilarang masuk Kampung Baduy Dalam.
Sunyi di Kampung Baduy

Bulan Kawalu tahun ini ternyata dimulai mundur dari kebiasaan lama dikarena beberapa hal dan salah satunya musim panen Padi Huma yang tidak serempak karena terjadinya perubahan musim tanam. Perubahan diluar waktu yang semestinya tentu melibatkan musyawarah tetua adat yang dikepalai para Puun dari tiga kampung Baduy Dalam. Dari sekian rangkaian upacara adat selama bulan suci, satu pun tidak dapat disaksikan oleh orang bukan Baduy atau tamu luar. Serta orang Baduy Dalam menahan diri untuk bepergian ke luar kampung mereka. Inilah saat orang Baduy Dalam benar-benar berkonsentrasi pada penyucian diri dan kampungnya. Di akhir bulan Kawalu, para tetua dan tokoh adat melakukan upacara besarnya adalah perjalanan ziarah ke Saka Domas suatu tempat yang mereka sucikan terletak secara rahasia baik untuk sebagian warga kampung Baduy sendiri apalagi bagi pengunjung dari luar Kampung Baduy untuk sekedar berwisata.
Apakah selama bukan suci Kawalu masih bisa berwisata ke Kampung Baduy ? tentu saja bisa. Hanya saja wisatawan dan pengunjung dilarang masuk ke wilayah Baduy Dalam. Tetapi masih bisa mengunjungi perkampungan Baduy Luar yang jumlahnya sekitar lima puluhan lebih. Alam dan adat kebiasaan Baduy Luar masih menarik untuk dikunjungi. Namun apabila mengagendakan kunjungan termasuk ke Baduy Dalam, diperkirakan baru bisa dilakukan awal mei 2012

2.      Berita Soft News

HARI PERTAMA KAMPANYE REJEKI TERSENDIRI BAGI PARA PEMULUNG
Kampanye merupakan sebuah upaya yang terorganisir para pelaku elit politik yang tergabung dalam partai politik dalam meraih suara para pemilih untuk memilihnya.
Suksesnya kampanye tersebut terlihat dari banyaknya simpatisan yang hadir dan meramaikan lokasi kampanye tersebut. Terbukti, Gelora Bung Karno (GBK) padat dengan lebih dari 2000 orang simpatisan Partai Keadilan Sejahtera minggu (16/3). yang membawa kemeriahan tersendiri bagi para pelaku elit politik yang dalam konteks ini disebut calon legislatif.
Disisi lain, Keramaian tersebut dimanfaatkan para pemulung setelah acara selesai, untuk mencari rejeki mereka dengan mengambil barang-barang bekas yang masih dapat dijual sisa kampanye. Barang-barang tersebut seperti botol air mineral serta kaleng-kaleng minuman.
Sutiri (45) perempuan paruh baya yang bekerja sebagai pemulung setiap harinya sebelum masa kampanye hanya mendapatkan Rp.50,000 kini mendulang sukses dengan pendapatan sehari sebanyak Rp.200,000. “biasanya kalau hari pertama kampanye seperti ini, saya mendapatkan 4 kali lipat uang” kata sutiri,minggu (16/3), sambil mengais sampah botol air mineral bekas yang berserakan di area depan sektor 22 Gelora Bung Karno Jakarta.
Sutiri yang saat itu ditemani oleh suaminya Karyo (48) mencari barang-barang bekas menuturkan bahwa sejak pemilu tahun 2009 lalu, dia beserta sang suami sudah mencari barang-barang bekas sisa kampanye di Gelora Bung Karno tersebut. Pasangan suami-istri yang berkampung halaman di Kebumen, Jawa Tengah ini mengaku tidak hanya barang-barang bekas yang mereka temukan selepas kampanye selesai, pada tahun 2009 lalu, hampir setiap harinya, karyo menemukan uang dengan beraneka jumlah tergeletak di antara tumpukan sampah plastik minuman.
Bayangkan, apabila setiap hari selama masa kampanye mereka selalu mendapatkan penghasilan empat kali lipat dari biasanya memungut sampah dan  menemukan uang tergeletak , berapa banyak jumlah uang yang mereka dapatkan seusai kampanye ?   
Sumber :

.
3.      Berita Fakta
Mantan Karyawan: UGB Banyak Bohongnya
Liputan6.com, Jakarta Diantara puluhan pengunjung yang memadati ruang persidangan kasus penipuan berkedok pengobatan alternatif yang melibatkan Ustad Guntur Bumi (UGB) di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Rabu (13/8/2014) kemarin, juga terlihat Yunita, mantan karyawannya. Yunita dengan seksama memperhatikan kata demi kata yang dilontarkan pria bernama asli Susilo Wibowo saat dicecar berbagai pertanyaan oleh jaksa dan majelis hakim seputar praktik pengobatan yang dilakukannya sejak lama. Dalam persidangan, jawaban yang dilontarkan UGB sangat kontradiktif dengan pemaparan para saksi yang merupakan pasien pengobatan alternatifnya. Hal itu juga diakui oleh Yunita. "Dia (UGB) masih banyak bohongnya. Di persidangan kemarin itu, UGB selalu berkelit dan memberikan jawaban yang tidak semestinya," ucap Yunita saat ditemui di kawasan Cipete, Jakarta Selatan, Kamis (14/8/2014). Yunita pun berharap agar dalam persidangan selanjutnya, UGB mau mengakui kesalahan dan tak lagi berdusta dalam menjawab pertanyaan yang diajukan jaksa dan majelis hakim. "Kita kan sudah damai, ya jujurlah, sejujur-jujurnya berkata jangan ada yang ditutupi," pinta Yunita. "Kalau ngomong jujur kan meringankan UGB juga. Kalau berkelit dan bohong hukumannya malah jadi tambah berat. Nggak usahlah banyak berbohong dan salah-salahin karyawan dan korban," tutup dia.(Gie/Mer)
Sumber :  http://showbiz.liputan6.com/read/2091047/mantan-karyawan-ugb-banyak-bohongnya
4.      Opini
Peran Media Dibalik Kasus Penahanan Bibit-Chandra
Mencuatnya isu kriminalisasi lembaga KPK melalui berbagai media menunjukkan betapa peran media sangat vital. Penggalangan opini atau lebih tepat kalau dikatakan menggiring pemahaman publik untuk menyudutkan pihak-pihak tertentu dan sebaliknya memposisikan pihak lainnya sebagai “hero”. Kasus dua lembaga tinggi negara ini menjadi menarik untuk dicermati. Peran keduanya menjadi sangat menentukan masa depan bangsa ini. Masyarakat pun tentunya berhak tahu ada apa sebenarnya yang terjadi. Argumen masing-masing pihak sudah benar adanya. Namun sebagai negara hukum tentunya semua harus dikembalikan pada aturan-aturan. Mari kita lihat episode selanjutnya. Dan apapun hasilnya tentunya semua pihak harus menghormatinya. 
Sumber : http://qflee.wordpress.com/2009/10/30/peran-media-dibalik-kasus-penahanan-bibit-chandra/




Tidak ada komentar:

Posting Komentar